KOMUNIKASI
Pertukaran gagasan di
antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur
lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di
dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan. Empat Dimensi Komunikasi
organisasi
Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai berikut. “Organizational communication is the process of creating and exchanging messages within a network ofinterdependent relationship to cope with environmental uncertainty”. Atau dengan kata-kata lain komunikasi organisasi adala proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
komunikasi
mengandung 5 unsur, yaitu :
* Komuniakator
(communicator), yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah orang yang
berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.
* Menyampaikan
berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau
menyiarkan.
* Berita-berita
yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau saran.
* Komunikan
(communicate), yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung.
Dengan
kata lain orang yang menerima berita.
* Tanggapan
atau reaksi (response), dalam bentuk jawaban atau reaksi.
Kelima
unsure komunikasi tersebut (Komuniakator, Menyampaikan berita, Berita-berita
yang disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi) merupakan kesatuan yang
utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsure tidak ada, maka komunikasi tidak
akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan ada
saling ketergantungan. Jadi dengan demikian keberhasilan suatu komunikasi
ditentukan oleh semua unsure tersebut.
Bagaimana menyalurkan ide melalui komunikasi
· Ide
(Gagasan) ; si sender.
· Perumusan.
disini ide si sender disampaikan dalam kata kata.
· Penyaluran
(transmiting). bisa lisan, tertulis, menggunakan simbol atau isyarat.
feedbacknya:
feedbacknya:
· tindakan;
misalnya perintah dilaksanakan.
· pengertian;
disini kata kata si sender menjadi ide si receiver.
· penerimaan;
oleh si penerima berita.
Hambatan - hambatan komunikasi
· Hambatan
yang bersifat teknis
· Hambatan
semantik
· Hambatan
perilaku
Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
1. Dari segi sifatnya :
· Komunikasi
Lisan
· Komunikasi
Tertulis
· Komunikasi
Verbal
· Komunikasi
Non Verbal
2. Dari segi arahnya
2. Dari segi arahnya
· Komunikasi
Ke atas
· Komunikasi
Ke bawah
· Komunikasi
Diagonal Keatas
· Komunikasi
Diagonal Kebawah
· Komunikasi
Horizontal
· Komunikasi
Satu Arah
· Komunikasi
Dua Arah
3. Menurut Lawannya :
3. Menurut Lawannya :
· Komunikasi
Satu LawanSatu
· Komunikasi
Satu Lawan Banyak (kelompok)
· Kelompok
Lawan Kelompok
4. Menurut Keresmiannya :
4. Menurut Keresmiannya :
· Komunikasi
Formal
· Komunikasi
Informal
Komunikasi
Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam
suatu organisasi.
Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut kemulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan.
Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan).
Komunikasi dalam organisasi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan intern didalam organisasi.Semua masalah yang timbul dalam organisasi akan segera dapat diatasi apabila komunikasi yang berlangsung dalam organisasi dapat berjalan dengan baik. Komunikasi dalam organisasi akan berjalan dengan baik apabila arusinformasi dalam organisasi tidak menghadapi hambatan. Pimpinan organisasi membutuhkan informasi yang cepat dan tepat . Oleh karena itu komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam organisasi.
Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut kemulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan.
Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan).
Komunikasi dalam organisasi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan intern didalam organisasi.Semua masalah yang timbul dalam organisasi akan segera dapat diatasi apabila komunikasi yang berlangsung dalam organisasi dapat berjalan dengan baik. Komunikasi dalam organisasi akan berjalan dengan baik apabila arusinformasi dalam organisasi tidak menghadapi hambatan. Pimpinan organisasi membutuhkan informasi yang cepat dan tepat . Oleh karena itu komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam organisasi.
Hambatan Komunikasi
HAMBATAN FISIK DALAM PROSES KOMUNIKASI
Merupakan jenis hambatan berupa fisik, misalnya cacat pendengaran (tuna
rungu), tuna netra, tuna wicara. Maka dalam hal ini baik komunikator maupun
komunikan harus saling berkomunikasi secara maksimal. Bantuan panca indera juga
berperan penting dalam komunikasi ini.
Contoh: Apabila terdapat seorang perawat dengan pasien berusia lanjut.
Dalam hal ini maka perawat harus bersikap lembut dan sopan tapi bukan berarti
tidak pada pasien lain. Perawat harus lebih memaksimalkan volume suaranya
apabila ia berbicara pada pasien tuna rungu. Begitu pula halnya dengan si
pasien. Apabila si pasien menderita tuna wicara maka sebaiknya ia
mengoptimalkan panca inderanya (misal: gerakan tangan, gerakan mulut) agar si
komunikan bisa menangkap apa yang ia ucapkan. Atau si pasien tuna wicara isa
membawa rekan untuk menerjemahkan pada si komunikan apa yang sebetulnya ia
ucapkan.
HAMBATAN SEMANTIK DALAM PROSES KOMUNIKASI
Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata (denotatif).
Jadi hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang
digunakan oleh komunikator, maupun komunikan.
Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:
1.
Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.
contoh: partisipasi menjadi partisisapi
1.
Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya
sama
Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak laki-laki)
1.
Adanya pengertian konotatif
Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah binatang
berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang menganggap
anjing sebagai binatang piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan.
Jadi apabila ini disampaikan secara denotatif sedangkan komunikan menangkap
secara konotatif maka komunikasi kita gagal.
HAMBATAN PSIKOLOGIS DALAM PROSES KOMUNIKASI
Disebut sebagai hambatan psikologis karena hambatan-hambatan tersebut
merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia.
Hambatan psikologi dibagi menjadi 4 :
1.
Perbedaan kepentingan atau interest
Kepentingan atau interst akan membuat seseorang selektif dalam menganggapi
atau menghayati pesan. Orang hanya akan memperhatikan perangsang (stimulus)
yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Effendi (1981: 43) mengemukakan
secara gamblang bahwa apabila kita tersesat dalam hutan dan beberapa hari tak
menemui makanan sedikitpun, maka kita akan lebih memperhatikan
perangsang-perangsang yang mungkin dapat dimakan daripada yang lain. Andaikata
dalam situasi demikian kita dihadapkan pada pilihan antara makanan dan
sekantong berlian, maka pastilah kita akan meilih makanan. Berlian baru akan
diperhatikan kemudian. Lebih jauh Effendi mengemukakan, kepentingan bukan hanya
mempengaruhi kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran
dan tingkah laku kita.
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, komunikan pada komunikasi massa
bersifat heterogen. Heterogenitas itu meliputi perbedaan usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan yang keseluruhannya akan menimbulkan adanya perbedaan
kepentingan. Kepentingan atau interest komunikan dalam suatu kegiatan
komunikasi sangat ditentukan oleh manfaat atau kegunaan pesan komunikasi itu
bagi dirinya. Dengan demikian, komunikan melakukan seleksi terhadap pesan yang
diterimanya.
Kondisi komunikan seperti ini perlu dipahami oleh seorang komunikator.
Masalahnya, apabila komunikator ingin agar pesannya dapat diterima dan dianggap
penting oleh komunikan, maka komunikator harus berusaha menyusun pesannya
sedemikian rupa agar menimbulkan ketertarikan dari komunikan.
1.
Prasangka
Menurut Sears, prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang
atau kelompok lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka. Untuk
memperoleh gambaran yang jelas mengenai prasangka, maka sebaiknya kita bahas
terlebih dahulu pengertian persepsi.
Persepsi adalah pengalaman objek pribadi, peristiwa faktor dari hambatan :
personal dan situasional.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi yang berupa prasangka pada komunikan,
maka komunikator yang akan menyampaikan pesan melalui media massa sebaiknya
komunikator yang netral, dalam arti ia bukan orang controversial, reputasinya
baik artinya ia tidak pernah terlibat dalam suatu peristiwa yang telah membuat
luka hati komunikan. Dengan kata lain komunikator itu harus acceptable.
Disamping itu memiliki kredibilitas yang tinggi karena kemampuan dan
keahliannya.
1.
Stereotip
Adalah gambaran atau tanggapan mengenai sifat atau watak bersifat negative
(Gerungan,1983:169). Jadi stereotip itu terbentuk pada dirinya berdasarkan
keterangan-keterangan yang kurang lengkap dan subjektif.
Contoh: Orang Batak itu berwatak keras sedangkan orang Jawa itu berwatak
lembut.
Seandainya dalam proses komunikasi massa ada komunikan yang memiliki
stereotip tertentu pada komunikatornya, maka dapat dipastikan pesan apapun
tidak dapat diterima oleh komunikan.
1.
Motivasi
Merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan
atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat
sesuatu (Gerungan 1983:142).
Motif adalah sesuatu yang mendasari motivasi karena motif memberi tujuan
dan arah pada tingkah laku manusia. Tanggapan seseorang terhadap pesan
komunikasi pun berbeda sesuai dengan jenis motifnya.
Motif dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1.
Motif Tunggal
Contoh: Motif seseorang menonton acara “Seputar Indonesia” yang disiarkan
RCTI adalah untuk memperoleh informasi.
1.
Motif Bergabung
Contoh: (kasus yang sama dengan motif tunggal) tetapi bagi orang lain motif
menonton televisi adalah untuk memperolh informasi sekaligus mengisi waktu
luang.
UPAYA-UPAYA DALAM MENGATASI HAMBATAN BERKOMUNIKASI
Untuk mengetahui hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan cara sebagai
berikut :
1.
Mengecek arti atau maksud yang disampaikan
Bertanya lebih lanjut pada si komunikan apakah ia sudah mengerti apa yang
si komunikator bicarakan.
Contoh: Perawat bertanya pada pasien “Apakah sudah mengerti, Pak?”
1.
Meminta penjelasan lebih lanjut
Sama halnya dengan poin pertama hanya saja disini si komunikator lebih
aktif berbicara untuk memastikan apakah ada hal lain yang perlu
ditanyakan lagi.
Contoh: “Apa ada hal lain yang kurang jelas, Bu?”
1.
Mengecek umpan balik atau hasil
Memancing kembali si komunikator dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal
atau pesan yang telah disampaikan kepada komunikan.
Contoh: “Tadi obatnya sudah diminum , Pak?” Sebelumnya si komunikator telah
berpesan pada komunikan untuk meminum obat.
1.
Mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dengan bahasa isyarat
Contoh: “Obatnya diminum 3 kali sehari ya” sambil menggerakkan tangan.
1.
Mengakrabkan antara pengirim dan penerima
Dalam hal ini komunikator lebih mendekatkan diri dengan berbincang mengenai
hal-hal yang menyangkut keluarga, keadaannya saat ini (keluhan tentang
penyakitnya).
1.
Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat
Si komunikator sebaiknya menyampaikan hanya hal-hal yang berhubungan pasien
(atau yang ditanyakan pasien) sehingga lebih efisien dan tidak membuang-buang
waktu.
Sumber..:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar