Selasa, 11 Juni 2013

PROGRAMMER


PROGRAMMER
                Akhir-akhir ini saya lagi senang menjadi seorang programmer, bakan akhir-akhir ini jg sh sebenarnya mah dari berhubung saya kuliah menagnbil jurusan di bidang IT/menjadi seorang programmer maka mau tidak mau iy harus di mau-mauin suka menjadi seorang programmer berhubung saya juga sudah suka belajar di bidang computer maka saya harus ahli menjadi seorang programmer. Bukan sesuatu hal mudah untuk menjadi seorang programmer sejati harus belajar dengan tekun apalagi jika  anda ingin menjadi web desain/development, pembuat software, atau analyze system. Maka anda harus harus belajar dengan tekun karna anda mempelajari coding-codingan yang mana nantinya itu akan membanntu anda membuat suatu apilkasi buat computer.
                Alhamduliah walau pun belum menjadi programmer sejati setidaknya saya akan menjadi programmer sejati belum bisa membuat sebuah aplikasi tapi saya sudah dapat logikanya bagaimana aplikasi yang ingin saya buat nanti, iy saya cukup senang menjadi seorang programmer walua pun sedikit kesel juga, codingannya udah seabrekk-abrek tapi hasil jadinya Cuma begitu doank, tapi iy itulah dunia IT udah standar internasionalnya begitu, karna yang nyiptain dari sana iy jadi kita/saya tinggal mengikutinya saja dan mempelajarinya saja baik-baik..
                Syukur Alhamdulillah  saya bisa jadi seorang programmer saya baru bisa membuat web, Cuma baru desain tapi Alhamdulillah mengingat apa yang telah saya cari/searching ternyata gaji seorang programmer cukup “WOW” loh iy walua tergantung perusahannya juga+kemampuan kitanya, tapi alahamuliah saya sudah bisa dibilang sebagi web desain, iy walua baru sebagai seorang pemula, tapi cukup lumayan+memuaskan tapi itu masih kurang karna dunia IT masih banyak lagi yang hrus dipelajari, saya mau bisa membuat aplikasi mobile(android,ios,wp 7/8,symbian”itu pun klo msih produksi nokia”), apilkasi buat pc, membuat game, dan menjadi web development..
                Saya masih harus belajar ajax, mySql, html, java, android, vb.net, system database, menganalyses system, banyak lagi dh yang saya harus pelajari untuk menjadi seorang programmer. Jadi saya akan belajar dengan rajin agar menjadi programmer sejati..

Fenomena buru di indonesia


GEJOLAK BURUH
Media massa akhir-akhir ini memberitakan fenomena aksi dan gejolak perburuhan di sejumlah daerah industri yang terus meningkat sejak Januari 2012.
Dinamika aksi dan gejolak perburuhan tersebut dianggap oleh asosiasi pengusaha sebagai sesuatu yang dapat memprovokasi investor untuk merelokasi investasi mereka ke luar negeri. Sementara bagi kalangan buruh, gejolak yang terjadi adalah puncak aspirasi mereka untuk memperjuangkan penghapusan pekerja alih daya (outsourcing) dan upah murah yang dianggap merugikan hak mereka akan kepastian kerja dan hidup layak.
Fenomena gejolak aksi-aksi perburuhan saat ini terjadi bersamaan dengan tren pertumbuhan ekonomi secara nasional, yang beberapa tahun terakhir cukup tinggi (sekitar 6 persen) di tengah situasi krisis ekonomi global. Gejolak perburuhan secara perlahan, tetapi pasti turut meletup pada era Orde Baru, khususnya 1990-an, dengan berbagai aksi pemogokan berskala kawasan hingga tingkat kota.
Pertumbuhan ekonomi kita tak disertai pemerataan kesejahteraan. Ketidaksetaraan antar-lapisan sosial cukup mencolok, seperti dikomentari peraih Nobel Ekonomi 2007, Erik Maskin. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Maskin menyoroti nasib buruh di kelas terbawah yang mengalami tekanan persaingan pasar tenaga kerja yang sangat kompetitif.
Sistem kerja kontrak alih daya dan politik upah murah adalah karakteristik umum yang dikesankan jadi prasyarat keunggulan dan pertumbuhan dalam relasi kita dengan globalisasi.
Padahal, bila kita kembali ke observasi Maskin—juga oleh Kaushik Basu, guru besar ekonomi asal Cornell—justru ditemukan, globalisasi adalah salah satu penyebab ketimpangan kesejahteraan. Terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, karena menaikkan pendapatan rata-rata, tetapi menimbulkan masalah distribusi pendapatan.
Solusi di tingkat lokal
Latar dari pertumbuhan yang menghasilkan kesenjangan dan juga fondasi dari gejolak perburuhan dewasa ini ada di tingkat lokal. Kompetisi di pasar tenaga kerja berlangsung dalam konteks desentralisasi sebagai model kekuasaan yang diterapkan dalam hubungan antara pemerintah pusat dan daerah pada masa pasca-otoriterisme.
Akibatnya, keterlibatan negara didorong agar ”berkurang” dalam politik perburuhan, dengan melimpahkan tanggung jawab untuk membereskan konflik yang selalu terjadi dalam hubungan industrial kepada pemerintah lokal. Struktur kesempatan politik yang tersedia saat ini memberikan ruang bagi mobilisasi lebih leluasa buruh untuk berpolitik menggunakan metode bersifat direct action.
Aksi massa, gangguan terhadap proses produksi di kawasan industri dan sekitarnya cenderung memperkuat posisi politik mereka ketimbang harus bergantung pada partai dan politisi yang cenderung dikuasai oligarki di tingkat lokal. Karakter industri yang melayani mata rantai ekonomi global mengakibatkan ”rasa kepemilikan” para oligarki juga relatif terbatas.
Gejolak perburuhan semakin meluas juga akibat tidak lagi tersedia kesempatan legal menggunakan represi dan keterlibatan aparat militer dalam penyelesaian masalah industrial, seperti yang menjadi andalan rezim otoriter Orde Baru.
Kesenjangan kesejahteraan yang bertemu tekanan hidup yang sangat kompetitif menjadi faktor di tingkat tiap lokal daerah industri. Gerakan yang mengikuti alur desentralisasi ini menjadi terhubung dan relatif terkoordinasi antardaerah akibat tren upah yang relatif setara bila diperhitungkan dengan beban biaya hidup antarkota yang turut memengaruhi besar upah riil pekerja. Antardaerah dalam kerangka kompetisi telah bersaing untuk menekan upah buruhnya, tetapi hasilnya justru kondisi yang relatif setara karena biaya hidup juga tinggi di daerah-daerah yang lebih tinggi upah rata-ratanya. Biaya hidup yang lebih tinggi adalah buah pertumbuhan ekonomi yang cukup besar ditopang konsumsi domestik. Ekspektasi hidup layak mendorong motivasi lebih besar buruh menuntut perbaikan kesejahteraan.
Arena utama politik hubungan industrial secara faktual beralih ke tingkat lokal. Di sanalah terjadinya gejolak-gejolak perburuhan yang berakar dari tingkat perusahaan hingga terbangunnya berbagai jaringan dan aliansi serikat buruh yang selama ini menginisiasi aksi-aksi secara teritorial. Sementara di sisi pengusaha, kepentingan yang diutamakan adalah pencarian profit dari kompetisi yang mengandalkan keunggulan komparatif: buruh murah dan fleksibilitas tenaga kerja. Negara ”terpecah” posisinya akibat latar desentralisasi yang di satu sisi mengalihkan urusan kepada pemerintah daerah, tetapi masih banyak regulasi dan mekanisme perburuhan yang bersifat nasional. Situasi unik terjadi ketika Mahkamah Konstitusi mengeluarkan keputusan yang dapat diinterpretasikan sebagai penolakan kepada sistem kerja kontrak dan alih daya.
Minimnya ruang demokratis untuk penyelesaian perselisihan di tingkat lokal menjadi masalah, tetapi juga seharusnya menjadi titik tolak solusi yang efektif.
Perubahan latar politik perburuhan harusnya memberikan lebih besar lagi insentif bagi pemerintah daerah dan pelaku-pelaku politik lainnya untuk mendorong demokratisasi yang lebih lagi dalam menangani hubungan industrial. Tidak bisa lagi hanya bergantung pada mekanisme rutin tripartit, seperti penetapan upah tahunan saja.
Pemimpin asosiasi pengusaha di tingkat pusat juga harus mengubah strategi keterlibatan yang lebih proaktif dalam memajukan musyawarah, mulai tingkatan perusahaan paling bawah hingga secara teritorial.
Tidak bertemunya praktik deliberasi (musyawarah) yang komprehensif dari unsur-unsur dalam politik hubungan industrial di tingkat lokal mengakibatkan pilihan metode perjuangan tuntutan dalam bentuk aksi langsung: demo!


Fenomena TIMNAS Indonesia yang Sempat Terpecah


Fenomena TIMNAS Indonesia yang Sempat Terpecah



Setelah Djohar terpilih menjadi ketua PSSI yang baru, maka otomatis pemegang kekuasaan tertinggi dalam persepakbolaan diIndonesia ada dalam genggamannya. hal yang ia lakukan adalah mengangkat kompetisi IPL ( Indonesian Premier League) menjadi kasta tertinggi dalam persepakbolaan di Indonesia, padahal yang seharusnya memegang kasta tertinggi itu adalah ISL (Indonesian Super League).

Setelah beberapa lama akhirnya terbentuklah KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia) untuk menyelamatkan persepakbolaan di Indonesia. dalam kubu KPSI terdapat ketum (ketua umum) yang dipilih oleh beberapa klub yang ada dalam ISL, kemudian La Nyalla akhirnya terpilih sebagai ketum KPSI setelah diadakannya KLB( Kongres Luar Biasa) di Mercure Hotel, Ancol, hari Minggu tanggal 18 maret 2012.

" hasil dari rapat komite eksekutif Exco FIFA yang digelar di Tokyo, Jepang 14 Desember lalu yang membahas masalah dualisme kepengurusan Indonesia :
1. Menyerahkan penyelesaian dualisme induk sepak bola Indonesia kepada asosiasi sepak bola Asia, AFC.
2. Exco FIFA akan menggelar rapat lagi pada 13 Februari 2013.
3. Memberikan deadline (batas waktu) kepada PSSI untuk menyelesaikan dualisme induk sepak bola Indonesia pada 30 Maret 2013.

Setelah itu akhirnya FIFA memberi tenggang waktu 30 Maret 2013, jika melebihi batas itu maka Indonesia akan mendapatkan sanksi diantaranya :
1. Indonesia dilarang berpartisipasi di kompetisi Internasional, antara lain Piala AFF,
kualifikasi Piala Asia, kualifikasi Piala Dunia, Liga Champions Asia disegala tingkatan baik senior, maupun junior.
2. Wasit bersertifikat FIFA dari Indonesia tidak bisa dipakai dalam pertandingan internasional.
3. Program FIFA Financial Assistance untuk Indonesia akan diblok. "

" Setelah mengadakan rapat kongres luar biasa pada tanggal 17 maret 2013 mendapatkan hasil yang baik diantaranya adalah :

1. PENYATUAN LIGA

Dalam konsep penyatuan liga yang ditawarkan PT. Liga Indonesia, ada beberapa poin penting yang bisa dicatat, antara lain sebagai berikut:
1. Unifikasi liga akan dimulai pada tahun 2014, sementara pada tahun 2013 Indonesian Super League (ISL) dan Indonesian Premier League (IPL) masih akan berjalan sendiri-sendiri.
2. Peserta kasta teratas liga profesional pada tahun 2014 berasal dari 18 klub ISL dan empat klub IPL.
3. Pada tahun 2014 dan 2015 akan diberlakukan sistem dua promosi-empat degradasi, sehingga pada tahun 2016 hanya akan ada 18 klub peserta kasta teratas liga profesional. Mulai tahun 2016 dan seterusnya, akan diberlakukan sistem tiga promosi-tiga degradasi.
4. Nama liga tetap Indonesian Super League.
5. Pengelola liga tetap PT. Liga Indonesia.
6. Liga Super dan Divisi Utama adalah liga profesional, sementara divisi di bawahnya adalah liga amatir.

2. REVISI STATUTA

Ada beberapa pasal yang telah direvisi. Revisi statua dilakukan oleh tim yang terdiri dari tiga orang yaitu, Rudi Finantha dari PSSI dan Hinca Panjaitan serta Togar Manahan Nero dari KPSI.

3. PEMBUBARAN KPSI

Keputusan pembubaran KPSI adalah tindak lanjut dari kembalinya empat anggota Exco yang sempat dipecat (La Nyalla Mattalitti, Robertho Rouw, Tony Aprilani, dan Erwin Dwi Budiawan) ke tubuh PSSI. La Nyalla bahkan kini diangkat menjadi wakil ketua umum PSSI.
"Kepada masyarakat Indonesia, saya umumkan melalui media, bahwa federasi sepakbola di Indonesia hanya satu, PSSI. Tidak ada yang lain," tegas Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, di Hotel Borobudur, Minggu (17/3/2013).
Pernyataan Djohar diamini oleh La Nyalla.
"Dengan jiwa besar, saya menyatakan bahwa KPSI saya bubarkan. Dengan catatan, Komite Etik akan kita susun kembali di Rapat Exco, Komite Banding, Komite Wasit kita susun kembali di rapat Exco," kata La Nyalla.
Pembubaran KPSI ini kemudian diresmikan lewat penandatanganan kesepakatan bersama oleh Djohar dan La Nyalla, yang disaksikan secara langsung oleh Menpora Roy Suryo.

4. PENENTUAN PELAKSANAAN KONGRES BIASA

FIFA akhirnya memutuskan untuk menyetujui bahwa kongres biasa dapat dilakukan setelah penyelenggaraan Kongres Luar Biasa hari ini. Waktu dan pelaksanaanya diserahkan kepada Komite Eksekutif PSSI.
Dari sudut pandang perwakilan FIFA, Coustakis Koutsokoumnis, penentuan waktu dan tempat Kongres Biasa boleh saja. FIFA disebutnya menyetujui digelarnya kongres tersebut.

5. KONGRES SUKSES, INDONESIA TERHINDAR SANKSI

Dalam KLB ini, perwakilan dari FIFA dan AFC datang meninjau jalannya sidang kongres. Mereka adalah Jeysing Muthiah dari AFC, serta Marco Leal dan Michael van Praag (Ketua Federasi Sepakbola Belanda). Laporan dari hasil KLB ini akan dilaporkan mereka untuk dibahas dalam rapat Exco FIFA, 20 Maret mendatang di Zurich, Swiss.

6. DINAMIKA KONGRES

KLB PSSI juga diwarnai WO (walk out) enam anggota Exco dan Protes dari 18 pengurus provinsi (pengprov) PSSI.
Enam Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang meninggalkan ruangan Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Borobudur tersebut adalah Farid Rahman, Tuti Dau, Widodo Santoso, Bob hippy, Sihar Sitorus, dan Mawardi Nurdin.
Menurut Wakil Ketua Umum PSSI Farid Rahman, dirinya dan lima anggota Exco meninggalkan ruang kongres dikarenakan agenda yang dibahas pada KLB PSSI sudah selesai dibahas. Yakni unifikasi liga dan revisi statuta. "

Semoga dengan selesainya konflik ini dapat memajukan kembali persepakbolaan tanah air menuju kancah Internasional.