Rabu, 21 November 2012
Minggu, 01 Juli 2012
Komunikasi dan Organisasi
KOMUNIKASI
Pertukaran gagasan di
antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur
lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di
dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan. Empat Dimensi Komunikasi
organisasi
Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai berikut. “Organizational communication is the process of creating and exchanging messages within a network ofinterdependent relationship to cope with environmental uncertainty”. Atau dengan kata-kata lain komunikasi organisasi adala proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
komunikasi
mengandung 5 unsur, yaitu :
* Komuniakator
(communicator), yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah orang yang
berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.
* Menyampaikan
berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau
menyiarkan.
* Berita-berita
yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau saran.
* Komunikan
(communicate), yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung.
Dengan
kata lain orang yang menerima berita.
* Tanggapan
atau reaksi (response), dalam bentuk jawaban atau reaksi.
Kelima
unsure komunikasi tersebut (Komuniakator, Menyampaikan berita, Berita-berita
yang disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi) merupakan kesatuan yang
utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsure tidak ada, maka komunikasi tidak
akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan ada
saling ketergantungan. Jadi dengan demikian keberhasilan suatu komunikasi
ditentukan oleh semua unsure tersebut.
Bagaimana menyalurkan ide melalui komunikasi
· Ide
(Gagasan) ; si sender.
· Perumusan.
disini ide si sender disampaikan dalam kata kata.
· Penyaluran
(transmiting). bisa lisan, tertulis, menggunakan simbol atau isyarat.
feedbacknya:
feedbacknya:
· tindakan;
misalnya perintah dilaksanakan.
· pengertian;
disini kata kata si sender menjadi ide si receiver.
· penerimaan;
oleh si penerima berita.
Hambatan - hambatan komunikasi
· Hambatan
yang bersifat teknis
· Hambatan
semantik
· Hambatan
perilaku
Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
1. Dari segi sifatnya :
· Komunikasi
Lisan
· Komunikasi
Tertulis
· Komunikasi
Verbal
· Komunikasi
Non Verbal
2. Dari segi arahnya
2. Dari segi arahnya
· Komunikasi
Ke atas
· Komunikasi
Ke bawah
· Komunikasi
Diagonal Keatas
· Komunikasi
Diagonal Kebawah
· Komunikasi
Horizontal
· Komunikasi
Satu Arah
· Komunikasi
Dua Arah
3. Menurut Lawannya :
3. Menurut Lawannya :
· Komunikasi
Satu LawanSatu
· Komunikasi
Satu Lawan Banyak (kelompok)
· Kelompok
Lawan Kelompok
4. Menurut Keresmiannya :
4. Menurut Keresmiannya :
· Komunikasi
Formal
· Komunikasi
Informal
Komunikasi
Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam
suatu organisasi.
Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut kemulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan.
Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan).
Komunikasi dalam organisasi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan intern didalam organisasi.Semua masalah yang timbul dalam organisasi akan segera dapat diatasi apabila komunikasi yang berlangsung dalam organisasi dapat berjalan dengan baik. Komunikasi dalam organisasi akan berjalan dengan baik apabila arusinformasi dalam organisasi tidak menghadapi hambatan. Pimpinan organisasi membutuhkan informasi yang cepat dan tepat . Oleh karena itu komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam organisasi.
Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut kemulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan.
Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan).
Komunikasi dalam organisasi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan intern didalam organisasi.Semua masalah yang timbul dalam organisasi akan segera dapat diatasi apabila komunikasi yang berlangsung dalam organisasi dapat berjalan dengan baik. Komunikasi dalam organisasi akan berjalan dengan baik apabila arusinformasi dalam organisasi tidak menghadapi hambatan. Pimpinan organisasi membutuhkan informasi yang cepat dan tepat . Oleh karena itu komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam organisasi.
Hambatan Komunikasi
HAMBATAN FISIK DALAM PROSES KOMUNIKASI
Merupakan jenis hambatan berupa fisik, misalnya cacat pendengaran (tuna
rungu), tuna netra, tuna wicara. Maka dalam hal ini baik komunikator maupun
komunikan harus saling berkomunikasi secara maksimal. Bantuan panca indera juga
berperan penting dalam komunikasi ini.
Contoh: Apabila terdapat seorang perawat dengan pasien berusia lanjut.
Dalam hal ini maka perawat harus bersikap lembut dan sopan tapi bukan berarti
tidak pada pasien lain. Perawat harus lebih memaksimalkan volume suaranya
apabila ia berbicara pada pasien tuna rungu. Begitu pula halnya dengan si
pasien. Apabila si pasien menderita tuna wicara maka sebaiknya ia
mengoptimalkan panca inderanya (misal: gerakan tangan, gerakan mulut) agar si
komunikan bisa menangkap apa yang ia ucapkan. Atau si pasien tuna wicara isa
membawa rekan untuk menerjemahkan pada si komunikan apa yang sebetulnya ia
ucapkan.
HAMBATAN SEMANTIK DALAM PROSES KOMUNIKASI
Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata (denotatif).
Jadi hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang
digunakan oleh komunikator, maupun komunikan.
Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:
1.
Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.
contoh: partisipasi menjadi partisisapi
1.
Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya
sama
Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak laki-laki)
1.
Adanya pengertian konotatif
Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah binatang
berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang menganggap
anjing sebagai binatang piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan.
Jadi apabila ini disampaikan secara denotatif sedangkan komunikan menangkap
secara konotatif maka komunikasi kita gagal.
HAMBATAN PSIKOLOGIS DALAM PROSES KOMUNIKASI
Disebut sebagai hambatan psikologis karena hambatan-hambatan tersebut
merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia.
Hambatan psikologi dibagi menjadi 4 :
1.
Perbedaan kepentingan atau interest
Kepentingan atau interst akan membuat seseorang selektif dalam menganggapi
atau menghayati pesan. Orang hanya akan memperhatikan perangsang (stimulus)
yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Effendi (1981: 43) mengemukakan
secara gamblang bahwa apabila kita tersesat dalam hutan dan beberapa hari tak
menemui makanan sedikitpun, maka kita akan lebih memperhatikan
perangsang-perangsang yang mungkin dapat dimakan daripada yang lain. Andaikata
dalam situasi demikian kita dihadapkan pada pilihan antara makanan dan
sekantong berlian, maka pastilah kita akan meilih makanan. Berlian baru akan
diperhatikan kemudian. Lebih jauh Effendi mengemukakan, kepentingan bukan hanya
mempengaruhi kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran
dan tingkah laku kita.
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, komunikan pada komunikasi massa
bersifat heterogen. Heterogenitas itu meliputi perbedaan usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan yang keseluruhannya akan menimbulkan adanya perbedaan
kepentingan. Kepentingan atau interest komunikan dalam suatu kegiatan
komunikasi sangat ditentukan oleh manfaat atau kegunaan pesan komunikasi itu
bagi dirinya. Dengan demikian, komunikan melakukan seleksi terhadap pesan yang
diterimanya.
Kondisi komunikan seperti ini perlu dipahami oleh seorang komunikator.
Masalahnya, apabila komunikator ingin agar pesannya dapat diterima dan dianggap
penting oleh komunikan, maka komunikator harus berusaha menyusun pesannya
sedemikian rupa agar menimbulkan ketertarikan dari komunikan.
1.
Prasangka
Menurut Sears, prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang
atau kelompok lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka. Untuk
memperoleh gambaran yang jelas mengenai prasangka, maka sebaiknya kita bahas
terlebih dahulu pengertian persepsi.
Persepsi adalah pengalaman objek pribadi, peristiwa faktor dari hambatan :
personal dan situasional.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi yang berupa prasangka pada komunikan,
maka komunikator yang akan menyampaikan pesan melalui media massa sebaiknya
komunikator yang netral, dalam arti ia bukan orang controversial, reputasinya
baik artinya ia tidak pernah terlibat dalam suatu peristiwa yang telah membuat
luka hati komunikan. Dengan kata lain komunikator itu harus acceptable.
Disamping itu memiliki kredibilitas yang tinggi karena kemampuan dan
keahliannya.
1.
Stereotip
Adalah gambaran atau tanggapan mengenai sifat atau watak bersifat negative
(Gerungan,1983:169). Jadi stereotip itu terbentuk pada dirinya berdasarkan
keterangan-keterangan yang kurang lengkap dan subjektif.
Contoh: Orang Batak itu berwatak keras sedangkan orang Jawa itu berwatak
lembut.
Seandainya dalam proses komunikasi massa ada komunikan yang memiliki
stereotip tertentu pada komunikatornya, maka dapat dipastikan pesan apapun
tidak dapat diterima oleh komunikan.
1.
Motivasi
Merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan
atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat
sesuatu (Gerungan 1983:142).
Motif adalah sesuatu yang mendasari motivasi karena motif memberi tujuan
dan arah pada tingkah laku manusia. Tanggapan seseorang terhadap pesan
komunikasi pun berbeda sesuai dengan jenis motifnya.
Motif dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1.
Motif Tunggal
Contoh: Motif seseorang menonton acara “Seputar Indonesia” yang disiarkan
RCTI adalah untuk memperoleh informasi.
1.
Motif Bergabung
Contoh: (kasus yang sama dengan motif tunggal) tetapi bagi orang lain motif
menonton televisi adalah untuk memperolh informasi sekaligus mengisi waktu
luang.
UPAYA-UPAYA DALAM MENGATASI HAMBATAN BERKOMUNIKASI
Untuk mengetahui hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan cara sebagai
berikut :
1.
Mengecek arti atau maksud yang disampaikan
Bertanya lebih lanjut pada si komunikan apakah ia sudah mengerti apa yang
si komunikator bicarakan.
Contoh: Perawat bertanya pada pasien “Apakah sudah mengerti, Pak?”
1.
Meminta penjelasan lebih lanjut
Sama halnya dengan poin pertama hanya saja disini si komunikator lebih
aktif berbicara untuk memastikan apakah ada hal lain yang perlu
ditanyakan lagi.
Contoh: “Apa ada hal lain yang kurang jelas, Bu?”
1.
Mengecek umpan balik atau hasil
Memancing kembali si komunikator dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal
atau pesan yang telah disampaikan kepada komunikan.
Contoh: “Tadi obatnya sudah diminum , Pak?” Sebelumnya si komunikator telah
berpesan pada komunikan untuk meminum obat.
1.
Mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dengan bahasa isyarat
Contoh: “Obatnya diminum 3 kali sehari ya” sambil menggerakkan tangan.
1.
Mengakrabkan antara pengirim dan penerima
Dalam hal ini komunikator lebih mendekatkan diri dengan berbincang mengenai
hal-hal yang menyangkut keluarga, keadaannya saat ini (keluhan tentang
penyakitnya).
1.
Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat
Si komunikator sebaiknya menyampaikan hanya hal-hal yang berhubungan pasien
(atau yang ditanyakan pasien) sehingga lebih efisien dan tidak membuang-buang
waktu.
Sumber..:
Klasifikasi Informasi dalam Organisasi
Klasifikasi Informasi dalam Organisasi
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang
berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan
orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain
tersebut menjadi miliknya.
Beberapa definisi komunikasi :
1. Komunikasi adalah kegiatan perilaku
atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan
(Roben.J.G).
2. Komunikasi adalah sebagai pemindahan
informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
3. Komunikasi adalah berusaha untuk
mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi
dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam
suatu lingkungan.
Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk
saling pengertian (mutual undestanding) . Pendek kata agar terjadi penyetaraan
dalam kerangka referensi, maupun dalam pengalaman.
Mengapa informasi perlu diklasifikasikan
Seringkali organisasi melakukan usaha pengklasifikasian dan pengamanan
informasi adalah karena mandat regulasi organisasi dan pelaksanaan kebijakan
organisasi. Sebagai contoh adalah informasi finansial dalam organisasi
perbankan yang mau tidak mau harus diberikan proteksi dengan level tertentu,
agar bank-nya tetap dipercaya nasabah. Organisasi lainnya melakukan usaha
pengklasifikasian dan pengamanan informasi adalah karena adanya perjanjian
kontrak untuk melindungi informasi dengan konsumennya atau mitra bisnisnya.
Padahal banyak sekali keuntungan yang akan diperoleh bila organisasi dengan
kesadaran sendiri melakukan pengklasifikasian dan pengamanan aset informasinya.
Sebab, dalam pengamanan informasi, melakukan pengklasifikasian informasi
sangatlah penting.
Memberikan pengamanan yang sesuai akan menghemat sumberdaya organisasi dan
membuat pengelolaan informasi menjadi efisien dan efektif. Akhirnya akan
membantu meningkatkan kualitas data/informasi yang digunakan sebagai bahan
untuk mengambil keputusan. Keuntungan melakukan klasifikasi
data/informasi bagi organisasi adalah :
1. Meningkatkan kerahasiaan, keutuhan
dan ketersediaan data dikarenakan pengendalian yang tepat terhadap semua data
dalam organisasi.
2. Menghemat biaya operasional
pemeliharaan dikarenakan mekanisme perlindungan data dirancang dan dilaksanakan
hanya terhadap data yang memang memerlukannya.
3. Meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan dikarenakan data sumbernya sudah tertata kualitasnya.
4. Mendukung pelaksanaan arsitektur
keamanan informasi agar organisasi memperoleh posisi yang lebih baik dimasa
yang akan datang.
5. Menyediakan
proses untuk melakukan review semua fungsi organisasi dan
menentukan prioritas serta nilai data.
Sistem
pengklasifikasian informasi yang efektif akan membuat informasi mudah
dimengerti serta mudah digunakan dan dipelihara. Selain itu manajemen akan
dengan cepat dapat mengetahui dan menentukan tingkat pengamanan suatu
informasi, yang tentunya akan membuat efisien sumber daya yang diperlukan.
Bagaimana informasi diklasifikasikan
Pendekatan yang
dipakai untuk melakukan klasifikasi informasi yang efektif dan efisien
berbeda-beda dari setiap organisasi. Hal ini sangat bergantung dari jenis
organisasi serta kepentingannya. Namun tahapan secara umum yang dapat dipakai
seperti berikut :
1. Mengidentifikasi
semua sumber daya informasi yang perlu dilindungi.
2. Mengidentifikasi
ukuran pengamanan informasi yang akan diterapkan pada masing-masing kelas
informasi. Secara garis besar pengamanan yang diterapkan pada informasi adalah
otentikasi, pengendalian akses, penyandian, pengawasan secara administratif,
pengawasan secara teknologi dan/atau asuransi.
3. Mengidentifikasi
tingkat guna dan nilai informasi.
4. Memetakan
ukuran perlindungan informasi untuk masing-masing tingkat informasi.
5. Mengklasifikasi informasi : kebanyakan pengklasifikasian data/informasi terfokus hanya pada kerahasiaan
data saja. Namun sesungguhnya pengklasifikasian informasi lebih dari itu,
misalnya :
Klasifikasi berdasarkan derajat kecepatan, misalnya : prioritas, urgent,
segera;
Klasifikasi berdasarkan tingkat kerahasiaan, misalnya : top secret, secret,confidential;
Klasifikasi berdasarkan frekuensi penggunaan, misalnya : sering, kadang,
sekali pakai;
Klasifikasi berdasarkan waktu pemakaian, misalnya : tahun, bulan, minggu,
jam;
Klasifikasi berdasarkan kewenangan, misalnya : edit, read
only;
Klasifikasi berdasarkan isi, misalnya : keuangan, politik, ekonomi;
Klasifikasi lain yang didefinisikan organisasi, misalnya : umum, pivate, client,staff
only.
6. Evaluasi secara berkala : nilai guna dan kepentingan sebuah informasi memiliki tenggang waktu
tertentu, sehingga proses evaluasi secara berkala sangat diperlukan untuk
menentu kembali klasifikasi informasi tersebut. Evaluasi ini pada dasarnya
adalah perulangan proses 1 sampai 5 di atas terhadap setiap informasi dalam
setiap periode evaluasi.
Contoh pengklasifikasian informasi
Restricted
Informasi yang dilindungi, yang bila tidak ditangani
dengan benar dapat secara serius mengakibatkan kerugian, impaknya termasuk
pelanggaran hukum, atau kontrak atas perlindungan privasi.
Sensitive
informasi penting yang dilindungi dimana bila tidak
ditangani dengan benar dapat merusak berfungsinya suatu sistem atau berdampak
pada bisnis, finansial dan hukum.
Operasional
informasi yang bila tidak ditangani dengan benar
menimbulkan kerusakan minimal, namun begitu dapat membuat ketidak-nyamanan,
merusak kredibilitas/reputasi atau rahasia pribadi.
Private
merupakan informasi data pribadi atau data milik
perseorangan yang bukan merupakan informasi untuk umum.
Unrestricted
yang dapat diakses secara bebas sebagai informasi
umum.
KLASIFIKASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang
akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang
hendak dilaksanakan.
Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang
hendak dibuat. Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori
komunikasi akan dibuat. Terdapat dua aspek utama yang dilihat secara
tidak langsung dalam bidang ini sebagai satu bidang pengkajian yang baru. Aspek
pertama ialah perkembangan dari beberapa sudut atau kejaidian seperti teknologi
komunikasi, perindustrian dan politik dunia. Teknologi komunikasi contohnya
radio, televisi, telefon, setelit, rangkaian komputer telah menghasilkan ide
untuk mengetahui apakah kesan perkembangan teknologi komunikasi terhadap
individu, masyarakat dan penduduk disebuah negara. Perkembangan politik dunia,
memperlihatkah bagaimana kesan politik terhadap publik sehingga
menimbulkan propaganda dan
pendapat umum. Seterusnya perkembangan perindustrian seperti perminyakan dan
perkapalan menuntut betapa perlunya komunikasi yang berkesan untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas agar mencapai maksud atau tujuan organisasi
tersebut. Aspek kedua ialah dari sudut kajian di mana para pelajar berminat untuk
mengkaji bidang-bidang yang berkaitan dengan komunikasi seperti mereka yang
dari bidang psikologi sosial mengkaji penggunaan teknologi baru terhadap kesan
tayangan animasi kepada anak-anak , propaganda dan dinamik kelompok. penjelasan
atas politik dunia seperti menganalisa propaganda Nazi yang mampu mempengaruhi
pendengar sehingga mereka patuh dan bersatu. Selanjutnya kajian awal penyelidik
atas perindustrian yang pada separuh abad ke-20 tertuju kepada memenuhi
keinginan sektor pemasaran untuk mengetahui komunikasi dengan lebih dekat
setelah pengiklanan menunjukan kepentingannya. Oleh karena itu, bidang
komunikasi mengambil langkah dan maju kedepan setelah berlakunya pengembangan
dari sudut teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia serta kajian-kajian
yang telah dilakukan. Sehingga bidang komunikasi menjadi bidang pengkajian yang
baru dan mula diminati oleh banyak orang. Namun, bidang yang menjadi asas
kepada bidang komunikasi ialah bidang-bidang sains sosial seperti sosiologi, pendidikan, psikologi
sosial, pengurusan, antropologi dan psikologi.
KLASIFIKASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1. Dari segi sifatnya :
Komunikasi Lisan
Komunikasi jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunika
dapat memberikan timbal balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.
Komunukasi Tertulis
Komunikasi secara
tertulis memang memberikan suatu dampak dimana komunikan akan merasa kesulitan
dalam memahami maksud dan tujan dari informasi itu, namun komunikasi ini
mempunyai dampak yang lama. Dan apabila komunikan lupa dengan apa yang telah
dipelajarai sebelumnya, maka ia dapat mengulangi membaca informasi tersebut.
Komunikasi ini tergolong komunikasi tidak lagsung, artinya apabila komunikan
tidak paham terhadap materi tertulis tersebut, maka komunikan tidak dapat
memberikan suatu umpan balik secara langsung. namun dengan berkembangnya
teknologi saat ini, maka meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung,
namun unpan balik dapat diberikan secara cepat baik melalui telepon, e-mail,
dll.
Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa :
a. Vocabulary (perbendaharaan
kata-kata).
Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang
tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan).
c. Komunikasi akan lebih efektif
dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat
atau terlalu lambat.
d. Intonasi suara akan mempengaruhi arti
pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan
dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional
merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
e. Humor
dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa
mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah
merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
f. Singkat dan jelas.
Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung
pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
g. Timing (waktu yang tepat)
adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti
bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu
untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
Komunikasi Non
Verbal
adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal
memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah
cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah
untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau
tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya
dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak
mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang
lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk
komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada
komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh,
dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara
seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi
dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan
tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan,
menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran
seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua
bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi
pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang
dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari
komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama
berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya
untuk menghilangkan stress.
2. Menurut Keresmiannya :
Komunikasi Formal
Komunikasi Informal
Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama
karyawan dalam suatu organisasi.
Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui
desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut dari satu orang ke orang yang
lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena
kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan.
Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus
bisa memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal
perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya
desas-desus yang meresahkan karyawan)
Langganan:
Postingan (Atom)